Warga Tionghoa Bagi-bagi Angpau

Warga Tionghoa  Bagi-bagi Angpau

TAHUN baru Imlek 2570/2019 yang jatuh pada Selasa (5/2) begitu meriah. Kemeriahan tersebut disambut oleh warga Tionghoa dengan membagikan ratusan Angpao kepada anak-anak di Kota Bengkulu. Warga keturunan Tionghoa, Edy Susanto atau yang akrab disapa Ko Asui mengatakan, angpao bisa jadi hal yang paling ditunggu oleh anak-anak saat perayaan Imlek.

Tradisi memberi uang di Tahun Baru China memang telah lama dilakukan dan bahkan menyebar ke tradisi perayaan lain. \"Cerita mengenai angpao banyak yang paling umum adalah bungkusan merah yang telah diisi uang yang melambangkan kemeriahan dan keceriaan,\" kata Ko Asui.

Angpao sendiri memiliki arti bungkusan merah karena menurut buku Ensiklopedia Tionghoa 1 karya Christine dan kawan-kawan yang telah berumur 5.000 tahun dan telah diterbitan St Dominic Publishing pada tahun 2015 disebutkan bahwa warna merah di China identik dengan api yang artinya melambangkan kemeriahan dan kehangatan. \"Maka tak heran warna merah mendominasi ornamen Imlek,\" ujar Ko Asui.

Selain arti dari warna merah, angpao juga memiliki makna filosofi transfer kesejahteraan atau energi. Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua. \"Kebaikan yang telah diterima selama satu tahun ditransfer dalam bentuk angpao,\" jelas Ko Asui.

Tradisi Tionghoa juga mengenal pemberian angpao yang diberikan tujuh hari menjelang Imlek. Hal Ini mewajibkan orang yang merayakan Tahun Baru Imlek untuk membantu sesama yang tak mampu merayakannya. Bahkan menariknya dalam tradisi memberi angpao ada peraturan tidak tertulis.

Sebelum menerima angpao, anak-anak mengucapkan selamat tahun baru dengan membungkus kepalan tangan kanan dengan tangan kiri. Sebab tangan kanan berkesan agresif. \"Sebelum menerima angpao anak-anak biasanya terlebih dahulu mengucapkan selamat tahun baru, dan itu sudah menjadi tradisi,\" imbuh Ko Asui.

Pemberi angpao biasanya adalah orang yang telah menikah. Jadi selain anak-anak, orang yang belum menikah masih berhak mendapatkan angpao. Bukan hanya berbagi rezeki tetapi juga doa agar cepat mendapat jodoh. Jika orang yang belum menikah ingin memberikan uang, dapat memberi uang tanpa dibungkus amplop merah tersebut.

\"Semua bisa memberi angpao ini, tidak ada aturan untuk besaran jumlah uang di angpao. Semua disesuaikan dengan kemampuan yang memberi,\" tutup Ko Asui.

Sementara itu, Istri Ko Asui, Ratna Rianni mengatakan, hampir setiap perayaan imlek keluarganya selalu membagikan angpao ke anak-anak di Kota Bengkulu. Tradisi membagikan angpao tersebut merupakan bentuk ucapan terimakasih kepada sang pencipta karena telah memberikan rezeki pada tahun lalu. \"Semoga tahun ini rezeki kami lebih banyak dan bisa membantu orang,\" singkat Ratna.

Shio Babi Tanah Membawa Kesuksesan

Sementara, sebanyak kurang lebih 600 orang masyarakat thionghoa merayakan tahun baru imlek 2019 di Vihara Buddhayana, Kampung China Kota Bengkulu. Perayaan imlek dilakukan dengan cara berdoa dan sembahyang di Vihara agar diberikan keselamatan, kesehatan, dan kesuksesan pada tahun baru china 2570 ini, yang dilambangkan dengan Shio Babi Tanah.

Ketua Majelis Buddayana Indonesia Provinsi Bengkulu, Herwani mengatakan, sejak tanggal 4 Februari 2019 lalu seluruh umat Buddha di Bengkulu sudah mempersiapkan berbagai hal untuk merayakan tahun baru china 2570 ini. Kemudian pada tanggal 5 Februari 2019, dimulai pukul 08.00 WIB seluruh umat Buddha melakukan doa dan sembahyang di Vihara Buddhayana.\"Kita hari ini (kemarin, red) melakukan doa bersama, untuk kesehatan dan keselamatan bersama, semuanya lah yang baik-baik,\" kata Herwani, kemarin (5/2).

Ia mengaku sembahyang yang dilakukan oleh seluruh umat buddha pada hakikatnya meminta keselamatan dan kesehatan untuk anggota keluarganya. Sejumlah harapan dan doa dari para pengunjung Vihara Buddhayana disampaikan di hadapan sejumlah dewa-dewi yang ada di lokasi tersebut.\"Kita yang paling penting sehat-sehat dulu saja, setelah itu kalau dikabulkan supaya usaha dan pekerjaan kita semakin sukses dan lancar pada tahun ini dan tahun mendatang,\" ujar Herwani.

Menurutnya, dupa yang dibakar dan diletakkan di Vihara merupakan bentuk doa dan? permintaan kepada sejumlah dewa yang dibarengi dengan sembah sujud kepada masing-masing patung dewa yang ada.\"Semua kita doakan dari Dewi Kwan In, Dewa Kwan Kong, seluruhnya kita berdoa dan sembah agar rezeki kita semakin dilancarkan dan bisa menjalani tahun baru ini dengan baik,\" tutur Herwani.

Sementara itu, Ketua Yayasan Sakyamuni Bengkulu, Edy Susanto mengaku, setiap perayaan imlek dirinya dan keluarga selalu datang ke Vihara untuk beribadah karena sudah merupakan tradisi. Ia berharap pada Imlek tahun ini bisa diberi rezeki dan kesehatan oleh para Dewa-Dewi.

Ia juga berharap supaya ekonomi Indonesia lebih baik, lebih aman lagi? sehingga masyarakatnya hidup damai antarumat beragama dan tidak kembali lagi terjadi pertikaian. \"Kita berharap tahun babi tanah ini bisa membawa kesuksesan sehingga bangsa ini bisa semakin maju dan berkembang serta bisa mengatasi berbagai masalah dan tantangan yang ada,\" kata Edy.

Ia menjelaskan, Shio Babi memiliki sifat yang tenang, wajar, periang, dan punya banyak akal. Unsur Tanah menjadikannya produktif. Sehingga membuat shio ini senang beraktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan dana. Shio Babi Tanah akan merencanakan masa depannya sendiri dan menentukan target yang harus dicapai. Ia tak akan berhenti sebelum mencapai targetnya. \"Artinya Shio pada tahun ini akan selalu memberikan kesuksesan dan kebahagian,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: